Sentuhan Dendam Penuh Gairah

Mengapa Dia Ada di Sini? 



Mengapa Dia Ada di Sini? 

0Dalam kalangan orang-orang kaya, sikap dan reputasi adalah hal yang sangat penting. Karena itulah Gu Shiman dan Song Jiajia selalu berperan sebagai wanita yang sopan santun dan lembut.     
0

Gu Xiaoran tidak tahu identitas kedua tamu yang datang hari ini, tetapi setelah melihat Gu Zhengshuang melayani mereka seperti seekor anjing, bisa dipastikan bahwa identitas kedua tamu ini sangat berkuasa.     

Masalah yang terjadi hari ini telah dilihat oleh kedua tamu tersebut, jika salah satu dari mereka membahas masalah ini di luar, pasti reputasi Gu Shiman yang dibangun dengan baik selama ini akan hancur begitu saja.     

Hal ini akan jauh lebih menyakitkan dibandingkan dengan mengadu masalah ini kepada Nenek Gu.     

Ketika melihat bekas tamparan di pipi A Ling, Gu Xiaoran sedikit merasa bersalah. Untungnya hari ini A Ling akan meninggalkan Rumah Gu karena ingin pulang ke kampung halamannya untuk menikah. Jadi, Gu Xiaoran tidak perlu khawatir kelak Gu Shiman dan Song Jiajia akan balas dendam kepada A Ling.     

Gu Xiaoran melihat layar ponsel yang ada di tangannya, dan dalam benaknya dia bertanya.     

Mengapa dia bisa menelepon di saat seperti ini dan berkata… Gu Xiaoran, duri kamu ke mana? Batin Gu Xiaoran.      

Jika Gu Xiaoran tidak memiliki kebiasaan selalu memperhatikan penampilannya dari ujung rambut hingga ujung kaki sebelum keluar rumah, dia pasti akan mengira bahwa Mo Qing memasang CCTV di badannya.     

Setelah keluar dari rumah keluarga Gu, Gu Xiaoran melihat ada sebuah mobil Pagani berhenti di luar pintu. Saat itu Mo Qing duduk di tempat pengemudi, dia menatap Gu Xiaoran dengan diam. Wajahnya yang tampan ini tidak menunjukkan ekspresi apa pun. Ketika Gu Xiaoran bertatapan dengannya, seluruh tubuhnya langsung menjadi kaku.     

Mo Qing tidak bicara dan hanya melihat gadis yang ada di depannya itu. Raut wajah gadis itu tampak sangat pucat. Di bawah pancaran sinar matahari yang akan terbenam, wajah gadis itu terlihat sangat lembut dan cantik.     

Di samping mobil itu ada bunga magnolia yang bermekaran dan terlihat sangat indah. Pemandangan bunga magnolia berwarna putih ini membuat Mo Qing terlihat semakin tampan. Dia seperti bunga magnolia yang tumbuh di ngarai, sehingga bunganya sangat bersih dan tidak ada kotoran yang menempel.     

Melihat hal itu Gu Xiaoran tiba-tiba teringat dengan pria muda yang bersandar di pohon magnolia… Ziyan.      

Gu Xiaoran tanpa sadar menggenggam ponsel yang ada di tangannya semakin erat, hingga tangannya terasa sakit, namun rasa sakitnya itu tidak sebanding dengan rasa sakit hatinya, "Kenapa kamu ada di sini?"     

"Masuk ke dalam mobil!" Mo Qing tidak menjawab pertanyaan Gu Xiaoran dan langsung memerintah dengan sikapnya yang dingin.     

Gu Xiaoran tidak ingin naik mobil Mo Qing, tetapi jika dia tidak segera masuk ke dalam mobil dan ada salah satu anggota Keluarga Gu melihat dirinya sedang bersama dengan Mo Qing, entah akan seperti apa Keluarga Gu menindasnya. Gu Xiaoran tidak ingin dipermalukan di depan Mo Qing, sehingga dia pun segera membuka pintu mobil dan duduk di sebelah Mo Qing.     

Selama di perjalanan Mo Qing dan Gu Xiaoran hanya diam dan tidak ada yang berbicara.     

Gu Xiaoran ingin turun dari mobil setelah keluar dari wilayah Linjiang dan pulang ke Kota Han dengan naik bus. Tetapi Mo Qing mengemudikan mobilnya dalam kecepatan yang sangat tinggi, sehingga Gu Xiaoran sangat ketakutan sampai tidak berani mengatakan satu kata pun.     

Karena mobil melaju dalam kecepatan yang sangat tinggi, Gu Xiaoran merasa perutnya seperti diaduk-aduk. Sebenarnya dia ingin muntah tapi dia merasa takut, sehingga dia menutup kedua mata, dan tidak berani melihat pemandangan di luar mobil.     

Ketika mobil sudah berhenti, Gu Xiaoran langsung membuka pintu mobil dan muntah di tong sampah yang diletakkan tidak jauh darinya.     

Mo Qing mengambil sebotol air mineral. Setelah membuka tutup botol tersebut, dia memberikannya ke depan Gu Xiaoran.     

Karena merasa mulutnya bau bekas muntah, Gu Xiaoran langsung mengambil botol air mineral yang ada di depannya itu. Dia tidak ingin mencari masalah dengan pria yang sudah membuatnya muntah sampai seperti ini. Sehingga dia pun langsung mengambil botol air mineral tersebut, lalu meminumnya beberapa teguk untuk menghilangkan bau dari mulutnya.     

Angin dingin berhembus ke arahnya, Gu Xiaoran merasa sedikit lega. Tiba-tiba, dia mendapati bahwa saat ini dia sudah sampai di Pulau Nanwan. Di depan pintu gerbang vila itu tampak ada seorang wanita yang anggun sedang berdiri di sana, wanita itu usianya kira-kira sudah lebih dari 50 tahun. Alisnya terlihat cantik, dan kelihatannya ketika masih muda, wanita ini adalah gadis yang sangat cantik.     

Gu Xiaoran tertegun saat melihat wanita tersebut. Dia pernah tinggal di vila yang ada di Pulau Nanwan ini lebih dari 20 hari, tetapi selama itu dia belum pernah melihat siapapun datang ke sini. Tiba-tiba, wanita ini muncul di sini dan Zhuo An serta pembantu-pembantu yang lain berdiri di samping dengan sikap hormat. Bisa dilihat bahwa identitas wanita ini tidak biasa.     

Wanita tua itu juga terkejut saat melihat kedatangan Gu Xiaoran dan Mo Qing. Ketika Gu Xiaoran berbalik badan, wanita tua itu mulai memandang tubuh Gu Xiaoran dari ujung rambut hingga ujung kaki.     

"Nenek, mengapa kamu ke sini?" Mo Qing sedikit terkejut, kemudian dia melihat Zhuo An yang berdiri di bawah tangga, "Nenek ke sini mengapa tidak meneleponku terlebih dahulu?"     

Gu Xiaoran tertegun sesaat. Pada pandangan pertama, dia merasa bahwa wanita tua ini memiliki temperamen yang bagus tidak seperti kebanyakan orang pada umumnya. Gu Xiaoran tidak menyangka bahwa wanita tua itu adalah Neneknya Mo Qing yang bernama Xie Baoling. Xie Baoling adalah seorang artis yang populer di generasi tua.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.